Minggu, 04 Desember 2011

PERTANIAN

ANCAMAN DI LUMBUNG PADI
Para petani di lumbung padi nasional Kabupaten Karawang , Jawa Barat, mengkhawatirkan rencana pembangunan pelabuhan di Desa Sumber Jaya Kecamatan Tempuran , pesisir utara Karawang. Pasalnya pelabuhan di atas daratan seluas 110 hektar dan 140 hektar lahan reklamasi itu juga memerlukan jalan akses sejauh 34 kilometer dengan lebar 40 – 50 meter .
Jalan menyita sedikitnya 150 hektar lahan sawah beririgasi teknis , bersumber dari waduk Jatiluhur , Pelabuhan di Tempuran , satu dari tiga pelabuhan termasuk di Marunda Jakarta , dan Bekasi Jawa Barat segera di bangun . Pembangunannya kini memasuki tahap evaluasi detail desain.
Dalam menggenjot produksi padi , ketersediaan lahan dan iklim tidak dapat dipisahkan . Di Jawa yang menyumbang 50% produksi padi Nasional sekitar 100.000 hektar sawah per tahun bertransformasi menjadi lahan nonpertanian , seperti perumahan dan perkantoran . Kalau rata – rata produksi 4-5 ton GKG berarti kehilangan 0.5 juta ton per tahun .
Jabar Tengah berupaya mempertahankan predikat produsen padi terbesar nasional . Andalannya adalah lahan sawah di Karawang . Gubernur Jabar optimistis tahun 2011 ini target produksi 11,6 juta ton gabah kering giling dapat tercapai . Apalagi dari angka Ramalan II Badan pusat statistic ( BPS) , produksi padi jabar sudah 11,4 juta ton GKG sedangkan produksi nasional sekitar 65 juta ton .
Di luar jawa persediaan lahan termasuk lahan kering , sangat banyak , termasuk lahan yang teririgasi dengan baik . Untuk benihnya sudah di sediakan di Balai Penelitian Pertanian Rawa yang ada di daerah – daerah . Sekarang tinggal bagaimana menggulirkan potensi ini kepada para petani .
Akan tetapi , tanaman pangan merupakan subsector yang paling rentan terhadap perubahan iklim . Tanpa antisipasi atau intervensi , pencapaian target swasembada berkelanjutan akan terancam . Perubahan iklim merupakan proses yang terjadi secara dinamis dan terus – menerus . Karena itu , strategi antisipasi dan penyiapan teknologi adaptasi merupakan target utama dan prioritas pembangunan pertanian .
Karena itu , upaya adaptasi yang dilakukan jajaran Kementrian Pertanian diharapkan dapat mengembangkan Pertanian yang tahan terhadap variabilitas dan perubahan iklim . Selain mengembangkan teknologi melalui inovasi , terlebih penting adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai teknologi yang sudah di terapkan petani tapi sangat adaptif terhadap perubahan iklim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar