Minggu, 04 Desember 2011

HIV / AIDS

Deteksi Dini di Indonesia Rendah
Kasus baru HIV / AIDS bertambah cepat . Pemahaman public yang rendah termasuk petugas kesehatan dan masalah deteksi membuat banyak kasus HIV terlambat di tangani . Koordinator Tim Penyusun Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran HIV / AIDS mengatakan pertumbuhan kasus baru HIV / AIDS di Indonesia lebih cepat di bandingkan dengan Negara Lain . Meski pengurangan penyebaran HIV masuk target tujuan tapi pemerintah masih lemah dalam penanganannya .
Deteksi dini HIV masih sangat rendah . Akibatnya , tingkat penyakit penderita saat ditangani tim medis sudah lanjut bahkan sudah jadi AIDS. Deteksi dini perlu di lakukan siapa saja. Apabila selama ini HIV banyak ditemui pada kelompok resiko tingkat tinggi seperti pekerja dan pembeli seks ataupun pengguna obat – obattan terlarang dengan jarum suntik , kini HIV banyak di derita ibu rumah tangga yang tertular HIV dari suaminya . HIV sudah jadi penyakit infeksi bias menular kepada siapa saja .
Badan PBB untuk HIV / AIDS (UNAIDS) dalam laporannya menyebutkan lonjakan kasus HIV di Indonesia terjadi pada tahun 2004 – 2009 . Di India , Thailand , dan Myanmar temuan kasus baru justru menurun . Data UNAIDS ada 310.000 orang hidup dengan HIV di Indonesia . Kasus Baru Tahun 2009 Mencapai 29000 – 87000 . Mereka yang mampu menjangkau obat antiretroviral (ARV) hanya 15.442 penderita , sedangkan kematian terkait AIDS mencapai 8.300 kasus .
Penularan HIV dapat di tekan jika penderita minum ARV secara benar dan rutin . ARV mampu menekan penularan hingga 96% . Sejumlah pasien yana minum ARV secara rutin bertahan hidup hingga 18 tahun sejak pertama kali mengonsumsi . Bahkan , kemampuan fisiknya tak kalah dengan mereka yang sehat .
Kemampuan petugas kesehatan termasuk dokter dalam menangani HIV / AIDS juga masih rendah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar