Rabu, 14 Desember 2011

Gunung Gamalama

Gunung Gamalama, di Ternate, Maluku Utara masih berstatus siaga. Bahkan sempat terjadi gempa tektonik lokal di sekitar lokasi hingga 29 kali. "Ada hal yg mencolok, tercatat 29 kejadian gempa tektonik lokal, namun dapat dipahami, sekitar Ternate, tataan geologinya komplek, bahwa gempa tektonik sering terjadi,". Pada dini hari tadi kondisi Gunug Gamalama tertutup kabut. Bahkan terjadi 14 kali gempa hembusan dan 1 kali gempa tektonik jauh. Aktivitas Gunung Gamalama juga tidak terpengaruh oleh gerhana bulan total yang terjadi Sabtu (10/12) malam. "Gerhana bulan total 10 Desember 2011, malam hari terbukti tidak mengubah aktivitas G.Gamalama, baik letusannya maupun gempa bumi vulkaniknya,". Lebih lanjut Surono menjelaskan, pada Sabtu sore, Gunung Gamalama juga tampak berkabut. Bahkan sempat terlihat asap putih dan kelabu yang tebal menyelimuti gunung.
Gunung api Gamalama di Ternate, Maluku Utara, yang mengalami erupsi Senin lalu, kini mulai menunjukkan penurunan aktivitas vukanik. Meski demikian, Badan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi BVMBG masih menetapkan status Gamalama pada siaga level tiga. Gunung api Gamalama saat ini mulai menunjukan penurunan aktivitas vulkanik. Data di pos pemantau Gunung Gamalama mencatat masih terjadi gempa tremor secara terus menerus, dengan amplitudo kecil disusul gempa hembusan.Pantauan visual terlihat puncak Gamalama tertutup awan tebal. Warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak 2.500 meter dari kawah gunung. Meski terjadi tren penurunan aktivitas, namun status Gamalama masih berada pada status siaga level tiga.Sementara itu, ribuan warga hingga kini masih berada di sejumlah titik yang menjadi lokasi pengungsian. Mereka akan dikembalikan apabila status gunung sudah dalam kondisi aman. Suasana Kota Ternate saat ini terlihat normal. Begitu juga dengan aktifitas ekonomi di pasar rakyat Kieraha.(DNI) Letusan Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara, Senin (5/12) pekan lalu, membawa duka mendalam bagi seluruh warga. Tak hanya kehilangan harta benda, warga pun mesti rela kehilangan pekerjaan. Duka mendalam itu terasa bagi warga Desa Tubo, Akehuda, Ternate Utara. Mereka sudah tak memiliki harta benda. Rumah dan seluruh isinya lenyap diterjang banjir lahar dingin. Seperti yang dialami Neni. Saat ditemui di pos pengungsian, Selasa (13/12), pedangan emas di Pasar Gamalama, Ternate, itu mengaku tidak berpikir menyelamatkan harta benda saat banjir lahar menerjang. Ia hanya berpikir bagaimana menyelamatkan diri dan keluarga. Neni pun harus bersabar. Ia harus tinggal di tempat pengungsian sendiri. Sebab, Sahruddin sang suami sedang mencari kerja ke Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara, tiga anaknya dititipkan di rumah keluarga agar mendapat tempat yang layak. Saat ini, Neni dan warga Desa Tubo, berharap pemerintah dapat memberikan bantuan yang lebih. Tak hanya makanan, melainkan pakaian dan perbaikan rumah, agar dia dan keluarga dapat bersatu kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar