Jumat, 27 Januari 2012

Kerusuhan Bima

Koalisi Rakyat NTB yang tergabung dari berbagai elemen merilis kronoligis terjadinya bentrok berdarah di area Pelabuhan Sape yang terjadi, Jumat 24 Desember 2011.

Koalisi Rakyat NTB tersebut terdiri dari Partai Rakyat Demokratik (PRD), Serikat Tani Nasional (STN), Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), Kesatuan Mahasiswa Lambu (Kamil) Mataram, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nusa Tenggara Barat, Front Mahasiswa Nasional (FMN).

Kelompok itu juga terdiri dari Komite Persiapan Pemuda Merdeka (KP SPM), LBH Reform, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), HMI MPO, Himpinan Mahasiswa Frado (HMF) Bima, Tim Pembela Petani Lambu (TPPL), Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI), SERIKAT PETANI INDONESIA (SPI NTB).

Inilah kronologis bentrokan berdarah di Pelabuhan Sape, Bima yang dirilis, Sabtu (24/12) :

1 - Protes massa rakyat Kecamatan Lambu Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat atas kebijakan yang diambil oleh Bupati Bima mengeluarkan Ijin Usaha Pertambangan dalam bentuk Surat Keputusan Nomor 188.45/347/004/2010 tanggal 28 April 2010 yang di berikan kepada PT.Sumber Mineral Nusantara dengan Luas 24.980 hektar untuk melaksanakan ekplorasi mineral emas (Au) dan mineral pengikutnya selama 5 tahun dengan luas 24.080 hektar di Kecamatan Sape, Lambu dan Langgudu. PT.Sumber Mineral Nusantara juga memiliki perizinan (Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum) dari Kementerian ESDM dengan Kepmen Nomor 1463.K/29/2000 tertanggal 22 mei 2008 dengan nomor kuasa pertambangan Nomor 621 tahun 2008.

2 – 8 Januari dan 31 Januari 2011 : Warga masyarakat Lambu, Sape dan Langgudu menggelar aksi massa yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Tambang sebanyak dua kal dalam bentuk aksi masa. Warga yang berasal dari tiga kecamatan menggelar aksi massa yang ketiga pada Pada kamis 10 Februari 2011. Aksi itu diikuti ribuan masa rakyat yang berujung pada pembakaran kantor camat Lambu dan beberapa kendaraan yang ada serta menimbulkan korban tembak atas nama Muhammad Nasir yang kena tembak bagian kaki dan Pengadilan Negeri Bima mengkriminal empat warga atas tuduhan pengerusakan.

3- Atas insiden ini warga dan aktivis pergerakan melakukan laporan ke Komnas HAM di Jakarta. Komnas HAM memberikan beberapa Rekomendasi Nomor 2.784/K/KPMT/XI/2011 09 November 2011 kepada Bupati Bima agar menjaga ketertiban, memperbaiki sistem informasi dan sosialisasi, mendesak jaminan kelestarian, bersama menteri ESDM dan Dinas ESDM Provinsi NTB untuk menjalankan pengawasan dan menghentikan aktivitas PT SMN, serta melaksanaan CSR, berikut juga menyampaikan perkembangan ke Komnas HAM selama 30 hari sejak surat diterima.

4- Surat yang dikluarkan Komnas HAM tidak hanya ditujukan kepada Bupati Bima, Komnas HAM juga mendesak Kapolda Nusa Tenggara Barat untuk melakukan langkah koordinatif dan komunikatif dengan seluruh unsur Pemda, tokoh masyarakat untuk mencegah konflik horizontal, melakukan evaluasi kelembagaan terhadap Kapolresta Bima, memeriksa dan memberikan sanksi hukum pada anggota kepolisian yang menggunakan peluru tajam saat aksi, dan menjamin kebebasan dalam menyampaikan aspirasi.

5- Pihak Kepolisian dalam hal ini Polres Bima Jumat 02 Desember 2011 melakukan penangkapan terhadap Adi Supriadi alias Japong Korlap Aksi 10 Februari 2011. Atas penangkpan Adi Supriadi Alias Japong ini menyulut kemarahan massa rakyat yang tergabung dalam Front Rakyat Anti Tambang (FRANT) dan melakukan konsolidasi untuk melakukan aksi protes dalam bentuk Pemblokiran Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima yang di mulai Selasa 20 Desember 2011.

6- 24 Desember 2011 Pukul 09.00 Wita, masa yang berkumpul di Pelabuhan Sape dibubarkan secara paksa. Penembakan oleh Aparat Keamanan terjadi pukul 09.00 Wita, dimana aparat kepolisian awalnya melakukan tembakan peringatan sehingga 200 massa rakyat yang tersisa melakukan pemblokiran, berhamburan mencari perlindungan, sementara di tempat terpisah aparat kepolisian memblokir warga yang menuju pelabuhan untuk bergabung kembali namun tak ada selang waktu aparat kepolisian pun membrondong tembakan kearah 200 massa rakyat di pelabuhan sape hingga belasan luka-luka diantaranya meninggal dunia .
7- Aparat juga melakukan juga menceburkan warga ke laut yang hingga kini belum ditemukan serta aparat melakukan pengejaran terhadap masyarakat yang sebelumnya menduduki pelabuhan Sape
Polri sudah mengetahui siapa-siapa saja yang memprovokasi aksi pembakaran kantor Bupati Bima dan kantor KPU Bima di Nusa Tenggara Barat. Insiden ini berujung pada aksi pembebasan puluhan tahanan di Rutan Bima.
Polri sudah mengetahui siapa-siapa saja yang memprovokasi aksi pembakaran kantor Bupati Bima dan kantor KPU Bima di Nusa Tenggara Barat. Insiden ini berujung pada aksi pembebasan puluhan tahanan di Rutan Bima.
Polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi, di antaranya dari pihak pemda di mana ia berada di dalam kantor saat peristiwa pembakaran terjadi.
Polisi saat ini sudah mengidentifikasi sepuluh orang provokator yang menyebabkan terjadinya amuk massa susulan di Bima, Nusa Tenggara Barat
Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar, para provokator tersebut berasal dari orang-orang yang ikut dalam demonstrasi di Pelabuhan Sape, Bima yang juga berujung bentrokan yang menimbulkan korban jiwa.
Aksi ini merupakan buntut dari kerusuhan sebelumnya di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat dimana 43 warga ditahan. Aksi tersebut sebenarnya dipicu Surat Keputusan Nomor 188 tahun 2010 tentang pertambangan yang dianggap merugikan warga. Namun, bupati Bima awalnya tidak mau mencabut SK tersebut yang akhirnya menyulut emosi massa. Setelah berhasil membebaskan 43 warga yang ditahan, massa kemudian berkumpul di sejumlah titik dan menuju ke Kantor Bupati sampai akhirnya melakukan aksi pembakaran. Bukan hanya kantor bupati saja yang menjadi sasaran, kantor KPUD tiddak luput dari amukan massa tersebut. Sepuluh ribu lebih warga yang mengamuk dan membakar Kantor Bupati Bima pada Kamis sore juga membebaskan paksa 53 orang tahanan dari Lembaga Pemasyarakatan Raba Bima.
Saksi mengatakan, ribuan warga itu mendatangi Lembaga Pemasyarakatan Raba, Kabupaten Bima, dan meminta para tahanan titipan polisi terkait insiden berdarah di Pelabuhan Sape, 24 Desember 2011, dilepas saat itu juga.
Massa mengancam jika tidak dilepas maka Lapas Raba Bima itu juga akan dibakar, sehingga petugas lapas memenuhi tuntutan mereka. Polisi diminta bergerak cepat dalam menangani kasus pembakaran kantor Bupati Bima, Nusa Tenggara Barat. "Kalau sudah membakar itu sudah anarkistis, karenanya tidak bisa ditolerir. Perlu tindakan tegas dari polisi," kata Wakil Ketua DPR Bidang Politik dan Keamanan, Priyo Budi Santoso. Seperti diketahui, kantor Bupati Bima, Ferry Zulkarnain dan KPUD Bima dibakar massa yang berunjuk rasa guna mendesak pencabutan SK ekspolrasi tambang di Sape. Menurutnya, tindakan anarkis itu dipicu oknum yang dengan sengaja menyulut kemarahan warga setempat sehingga melakukan tindakan anarkis.

Kamis, 26 Januari 2012

RADIKALISME (BASIS UMAT TERLUPAKAN)

Kelompok Islam tradisional, termasuk kelompok Islam Moderat , cenderung berpolitik praktis dan meninggalkan basis umat . Akibatnya, Kelompok Islam Radikal mulai masuk ke umat di masjid- masjid , lembaga pendidikan serta madrasah-madrasah dan pesantren , sampai perguruan tinggi. Kondisi itu berpotensi meningkatkan radikalisme di masyarakat.
Kelompok Islam tradisional banyak dimaNfaatkan figur senior mereka untuk kepentingan kampanye politis ."Mereka mendapat akses finansial dari politisi dan melupakan basis kampus," Kelompok Islam tradisional yang mengklaim sebagai Islam Moderat Juga Kurang Turun ke Umat di masjid - masjid. Akibatnya kelompok Islam radikal mulai intensif mendekati umat di masjid-masjid dan di kalangan anak muda. Dalam SUatu penelitian, ditemukan 2,5persen penduduk Indonesia meyakini untuk memperjuangkan negara islam ."Sebanyak 2,5persen terlihat kecil . Namun 2,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia tidak kecil. Diperlukan gerakan bersama dari hulu, baik melalui pendidikan maupun tokoh kepemudaan sehingga umat Islam memiliki Pandangan luas dan jelas. Dalam deradikalisasi, perlu diberdayakan kelompok Islam Moderat . "Islam moderat mengklaim mayoritas, tetapi tidak memiliki network dan dana.

Minggu, 22 Januari 2012

Tahun Baru Imlek

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥 元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun".

Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2009 masehi "Tahun Tionghoa" dapat japada tahun 4707, 4706, atau 4646.

Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.
14 November 1740. Ribuan orang keturunan Tionghoa dibunuh di Batavia oleh Belanda. Tanpa ampun, tubuh mereka di lempar ke sungai di utara Jakarta sehingga menjadi merah darah. Itulah sungai yang sekarang dikenal dengan Kali Angke (Angke=Merah). Setelah itu, mereka tiarap dan bersikap apolitis hampir dua abad lamanya.

1955-1965. Orde lama di bawah Soekarno memberi ruang terhadap warga
keturunan Tionghoa. Lewat poros Jakarta-Peking, nyaris Indonesia tiada sekat
dengan negara tirai bambu tersebut. Suntikkan dana dan hibah dari Cina
pun mengalir. Salah satunya bantuan ribuan mata cangkul hasil lobi
DN Aidit. Pada era ini, juga tidak sedikit keturunan Tionghoa yang menjadi menteri.

1965-1997. Setelah runtuhnya rezim Orde Lama, ribuan orang keturunan Tionghoa
kembali terlunta-lunta. Tidak sedikit yang dibunuh. Saat Soeharto berkuasa ini,
keturunan Tionghoa hanya diberi ruang di sektor bisnis perdagangan. Tapi tetap bersikap apolitis. Meski populasinya sedikit, tetapi menguasai hampir seluruh sektor perekonomian.

1998. Jelang reformasi, ratusan perempuan keturunan ini diisukan diperkosa dan tidak
sedikit yang jadi korban akibat kekerasan yang meluas di sejumlah kota. Pertokoan yang diidentikkan dengan etnis tersebut mengalami penjarahan. Belum jelas hingga kini siapa pelakunya. Semua masih penuh misteri.

2000. Era Presiden Abdurrahman Wahid, tahun baru penanggalan Cina di jadi iklan sebagai hari libur nasional. Simbol kecinaan pun bebas beredar, seperti tari barongsai dan upacara di Klenteng.

2008. Imlek masih bisa menghirup udara libur nasional. Meski hanya meriah
di kalangan keturunan Tionghoa semata, gaung sketsa perubahan peradaban itu
terus menggema. Imlek, atau sebutan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa ini mungkin sudah tak asing lagi di Indonesia. Pasalnya tahun baru China ini pun kerap dijadikan hari libur nasional semenjak pemerintahan Presiden Gusdur . Nah yang menariknya lagi tradisi imlek ini sangat kental dan sangat terasa meskipun suasananya di Indonesia.

Sekedar informasi saja, jika kita tengok di kawasan jakarta contohnya mall-mall di jakarta seolah berubah warna dengan nuansa merah. Banyak sekali berbagai macam perlengkapan yang di jual untuk memeperingati imlek ini. Sayangnya saya tidak membeli satu pun hanya sekedar meilhat- lihat kemeriahan imlek yang tersebar di sejumlah pusat-pusat perbelanjaa di Ibu Kota.
Kue keranjang merupakan salah satu tradisi tahun baru China, kita mengenalnya dodol China. Di jakarta sendiri masyarakat Tionghoa cukup banyak jadi, dipastikan jika hari imlek tiba biasanya makanan ini slalu dibagikan bukan hanya sesama masyarakat Tionghoa saja namun penduduk setempat pun dapat kebagian makanan tersebut.

Tradisi imlek erat kaitannya dengan budaya memberikan Angpao, dengan memberikan angpao masyarakat Tionghoa percaya bahwa akan menambah rezeki yang lebih banyak lagi. Pemberian angpao biasanya dberikan pada orang dewasa kepada anak kecil. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian angpao ini biasanya berisi uang kertas bukan uang logam.
Bagi masyarakat Tionghoa percaya bahwa warna merah merupakan salah satu warna yang ditakuti nian. Jika kita baca dari mitodologi Tionghoa nian merupakan makhluk hidup buas yang hidup dilaut dan pada hari tahun baru tiba makhluk itu keluar untuk mengganggu manusia terutama anak-anak.

Imlek pun sangat identik dengan hujan, bagi masyarakat kita hujan malah membuat malas beraktifitas namun berbeda untuk masyarakat Tionghoa dikala Imlek, hujan sepanjang perayaan imlek pun dikaitkan sebagai sumber rezeki, dengan turunya hujan maka banyak rezeki yang berdatangan di muka bumi.

Sehari sebelum menjelang Imlek biasanya orang Tionghoa menyapu rumah hingga bersih, hal tersebut dimaksudkan agar membuang semua kesialan. Namun ada juga beberapa benda yang perlu dihindari yakni sikat dan sapu. Nah khusus di hari imlek kegiatan menyapu/ membersihkan rumah dilarang dilakukan karena dipercaya akan menyapu semua keberuntungan yang berdatangan.

Tahun baru China/ Imlek mungkin bisa menjadi moment spesial untuk kita semua dalam saling bersilaturahmi. Biasanya di moment ini banyak sanak saudara dan juga kerabat yang saling berkunjung layaknya seperti lebaran idul fitri dan perayaan natal. Trelepas dari semua itu tradisi imlek pun di Indonesia sudah hampir sama seperti budaya Indonesia yang selalu diperingati setiap tahunnya.
Dalam hitungan jam, seluruh rakyat Republik Rakyat China dan keturunan di seluruh dunia akan merayakan Tahun Baru Imlek. Di Indonesia, dan juga di negara lainnya, Tahun Baru Imlek, yang menandai awal musim semi, erat kaitannya dengan ang pao.
Secara harafiah, ang pao berarti amplop yang berwarna merah. Ang pao telah menjadi salah satu simbol Tahun Baru Imlek. Pada hari raya ini, ada tradisi bahwa seseorang yang telah menikah memberikan ang pao yang berisi uang kepada orang yang lebih muda dan belum menikah. Soal jumlah, hal ini tergantung pada kemampuan dan kerelaan dari sang pemberi.
Menurutnya, tradisi memberi ang pao telah berlangsung sejak lama. Tradisi ini diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya tanpa putus. Tradisi Tionghoa juga mengenal pemberian ang pao yang diberikan tujuh hari menjelang Imlek. Budi menyebut hal ini sebagai Hari Persaudaraan.

Tradisi Imlek Pemberian ang pao bukan satu-satunya tradisi yang dilakukan ketika Imlek. Tradisi lainnya yang menonjol adalah sembahyang leluhur. Sebelum Imlek, para warga Tionghoa umumnya turut bahu-membahu membersihkan makam para leluhurnya. Tak hanya itu, pada hari pertama Imlek, para warga Tionghoa melakukan sembahyang untuk para leluhur.

Pada ritual sembahyang, mereka menyajikan makanan, minuman, dan buah di altar almarhum dan almarhumah. Budi mengatakan, sembahyang leluhur bukanlah tradisi tanpa makna. "Ini menunjukkan bakti kepada orangtua, yang tidak hanya merawat dan menjaganya hingga meninggal, tetapi juga setelah meninggal. Ini mengingatkan bahwa kita berada di dunia ini tidak semata-mata karena Tuhan, tetapi juga orangtua. Terkait tradisi santap kue lapis, jeruk, kue keranjang, ikan bandeng, tokoh Konghucu ini menilai hal ini tak lain hasil interaksi budaya China dengan masyarakat lokal. Kue keranjang atau nian gao disebut-sebut berkaitan dengan harapan agar rezeki selama satu tahun mendatang manis.

Selain itu, atraksi barongsai juga turut menyemarakkan Imlek. Budi mengatakan, atraksi barongsai terinspirasi dari Kilin, makhluk suci bagi umat Konghucu. Rupanya menyerupai naga, memiliki kulit bersisik, dan bertanduk satu. Kilin muncul ketika Nabi Konghucu lahir dan wafat.

Jumat, 20 Januari 2012

ES KACANG MERAH

Bahan :
50 gram kacang merah, dicuci bersih
air secukupnya untuk merebus
75 gram gula pasir
Bahan sirup gula merah :

25 gram gula merah
75 mL air
5 sendok makan gula pasir
Bahan topping :

7 sendok makan santan instan
1 sendok teh susu kental manis
air sedikit saja
Pelengkap :

3 bongkah kecil es batu kotak/bulat

Sekarang ke dapur yukz :

Rebus kacang merah bersama air hingga benar-benar empuk.
Saat kacang merah agak empuk, masukkan gula pasirnya, lalu rebus hingga larut. Sisihkan.
Rebus air bersama gula merah dan gula pasir, lalu saring dan sisihkan.
Siapkan gelas cantik, masukkan sirup gula merah dan kacang merah yang sudah direbus tadi.
Sekarang rebus santan bersama susu kental manis dan air, sebentar saja.
Siramkan di atas permukaan gelas tadi, tambahkan es batu.
Sajikan dingin.

Tips :
- Saat merebus kacang merah, kuantitas airnya agak diperbanyak, agar benar-benar empuk.
- Kacang merah memang agak jarang ditemui. Untuk daerah Bandung, kami pernah mengulasnya di Rendang Sapi.
- Kami terbiasa menyimpan sirup gula merah sebagai stock di dalam kulkas. Jika Anda pun sudah memilikinya, cukup dengan 7 sendok makan saja yang digunakan untuk satu gelas.
- Untuk lebih mempercantik tampilannya, es batu yang digunakan bisa yang lucu bentuknya, dimana sekarang cetakan es batu sudah beraneka ragam bentuknya.

RESEP IKAN WOKU BELANGA MANADO

Bahan

■4 ekor ikan kerapu, bersihkan, potong menjadi 2 bagian
■1 butir jeruk nipis, ambil airnya
■½ sdt garam
■3 sdm minyak, untuk menumis
■8 butir bawang merah, iris tipis
Haluskan

■15 buah cabai rawit merah
■2 cm kunyit
■3 cm jahe
■4 butir kemiri
■½ sdt garam

■2 batang daun bawang, iris 1 cm ■4 tangkai kemangi, ambil daunnya ■½ lembar daun kunyit, belah dua, simpulkan ■3 lembar daun jeruk purut ■1 lembar daun pandan ■1 batang serai, memarkan ■250 ml air Cara membuat


1.lumuri ikan dengan air jeruk nipis dan garam, sisihkan.
2.tumis bawang merah dan bumbu halus sampai harum dan matang. Masukkan bumbu lainnya, aduk sampai layu. Tambahkan air, biarkan sampai mendidih. Masukkan ikan kerapu, masak sampai ikan matang dan bumbu meresap, angkat.

RESEP PAPEDA & KUAH KUNIG ALA MALUKU

PAPEDA :

Bahan :

•100 gr tepung sagu
•1000 cc air
•1/2 sdt garam
•1/2 sdt gula
Cara membuat :

1.Cairkan tepung sagu dengan 300 ml air
2.Tambahkan garam dan gula
3.Didihkan sisa air
4.Tuang air yang sudah mendidih ke dalam larutan tepung sagu, aduk perlahan sehingga sagu matang merata
5.Papeda dikatakan sudah matang jika sudah berwarna bening jika masih belum merata matangnya adonan bisa dimasak di atas api kecil sambil terus diaduk
6.Jika sudah bening angkat dan sajikan hangat
Memakan papeda memang tak mudah untuk yang tak biasa, dari segi rasa dan tekstur. Menyendok papeda dari piring itu cukup sulit karena lengket dan licin. Gunakan cara yang Anda anggap lebih gampang untuk memakannya. Dengan sendok bisa, langsung dengan tangan tak ada yang melarang

Papeda nan lengket ini enak disantap bersama kuah kuning walau saya juga suka menggadonya begitu saja karena sudah gurih.

Kuah kuning sendiri merupakan kekayaan kuliner Indonesia yang lain dari Indonesia bagian Timur. Terbuat dari ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit, jahe dan lain-lain dan dinikmati dengan penambahan daun kemangi, jeruk nipis dan cabe rawit, kuah kuning memang sangat sanga sangat segar dan sedap!
IKAN KUAH KUNING :
Bahan :

•1/2 kg ikan tongkol, bersihkan dan rendam dengan jeruk nipis dan garam
•1 buah jeruk nipis, peras
•kemangi, siangi
•cabe rawit hijau, buang batangnya
•2 sdm minyak untuk menumis
•1 batang sereh, memarkan
•2 lembar daun salam
•600 ml air matang
Bumbu yang dihaluskan:

•2 siung bawang putih
•4 buah bawang merah
•3 buah kemiri
•2 cm jahe
•2 cm kunyit
•1 sdm gula pasir
•1 sdt sdm garam
Cara membuatnya :

1.Tumis bumbu yang sudah dihaluskan beserta sereh dan salam hingga harum dan matang
2.Tambahkan air matang, masak hingga mendidih
3.Masukkan ikan, garam, gula dan cabe rawit, masak hingga ikan matang
4.Sesaat sebelum masakan diangkat, tambahkan daun kemangi dan jeruk nipis, aduk rata
5.Sajikan sebagai pelengkap papeda.

KOTA SOLO

Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755. Nama Surakarta digunakan dalam konteks formal, sedangkan nama Solo untuk konteks informal. Akhiran -karta merujuk pada kota, dan kota Surakarta masih memiliki hubungan sejarah yang erat dengan Kartasura. Nama Solo berasal dari nama desa Sala. Ketika Indonesia masih menganut Ejaan Repoeblik, nama kota ini juga ditulis Soerakarta.
Nama "Surakarta" diberikan sebagai nama "wisuda" bagi pusat pemerintahan baru ini. Namun, sejumlah catatan lama menyebut bentuk antara "Salakarta".Daerah Istimewa SurakartaKekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Selama 10 bulan, Solo berstatus sebagai daerah setingkat provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Istimewa Surakarta.
Karesidenan SurakartaSelanjutnya, karena berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan, penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS, maka pada tanggal 16 Juni 1945 pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Solo ditetapkan menjadi tempat kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta (Residentie Soerakarta) dengan luas daerah 5.677 km². Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, sedangkan tanggal 16 Juni diperingati sebagai hari jadi Kota Solo era modern.
Setelah Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Semenjak berlakunya UU Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak otonomi bagi pemerintahan daerah, Surakarta menjadi daerah berstatus kota otonom.
HidrogeologiSurakarta terletak di dataran rendah di ketinggian 105 m dpl dan di pusat kota 95 m dpl, dengan luas 44,1 km2 (0,14 % luas Jawa Tengah). Surakarta berada sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang serta dikelilingi oleh Gunung Merbabu dan Merapi (tinggi 3115m) di bagian barat, dan Gunung Lawu (tinggi 2806m) di bagian timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Tanah di sekitar kota ini subur karena dikelilingi oleh Bengawan Solo, sungai terpanjang di Jawa, serta dilewati oleh Kali Anyar, Kali Pepe, dan Kali Jenes. Mata air bersumber dari lereng gunung Merapi, yang keseluruhannya berjumlah 19 lokasi, dengan kapasitas 3.404 l/detik. Ketinggian rata-rata mata air adalah 800-1.200 m dpl. Pada tahun 1890 – 1827 hanya ada 12 sumur di Surakarta. Saat ini pengambilan air bawah tanah berkisar sekitar 45 l/detik yang berlokasi di 23 titik. Pengambilan air tanah dilakukan oleh industri dan masyarakat, umumnya ilegal dan tidak terkontrol.
Sampai dengan Maret 2006, PDAM Surakarta memiliki kapasitas produksi sebesar 865,02 liter/detik. Air baku berasal dari sumber mata air Cokrotulung, Klaten (387 liter/detik) yang terletak 27 km dari kota Solo dengan elevasi 210,5 di atas permukaan laut dan yang berasal dari 26 buah sumur dalam, antara lain di Banjarsari, dengan total kapasitas 478,02 liter/detik. Selain itu total kapasitas resevoir adalah sebesar 9.140 m3.Dengan kapasitas yang ada, PDAM Surakarta mampu melayani 55,22% masyarakat Surakarta termasuk kawasan hinterland dengan pemakaian rata-rata 22,42 m3/bulan.
Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik Merapi dan Lawu. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.Batas-batas administrasiKota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta. Gapura Kraton didirikan sebagai pembatas sekaligus pintu gerbang masuk ibu kota Kerajaan Kasunanan (Kota Solo) dengan wilayah sekitar. Gapura Kraton tidak hanya didirikan di jalan penghubung, namun juga didirikan di pinggir sungai Bengawan Solo yang pada waktu itu menjadi dermaga dan tempat penyeberangan (di Mojo / Silir).

Ukuran Gapura Kraton terdiri dari dua ukuran yaitu berukuran besar dan kecil. Gapura Kraton ukuran besar didirikan di jalan besar. Gapura Kraton ukuran besar bisa dilihat di Grogol (selatan), Kerten, dan Jurug (timur). Sedangkan Gapura Kraton ukuran kecil bisa dilihat di daerah RS Kandang Sapi (utara), jalan arah Baki di Solo Baru (selatan), Makamhaji (barat), dan di Mojo / Silir. Gapura Kraton besar juga memiliki prasasti pendiri dan waktu pendirian gapura.
Pembagian administratif
Balai kota SurakartaKota Surakarta dan kabupaten-kabupaten di sekelilingnya, Karanganyar, Sukowati, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, secara kolektif masih sering disebut sebagai eks-Karesidenan Surakarta. Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan yang masing-masing dipimpin oleh seorang camat dan 51 kelurahan yang masing-masing dipimpin oleh seorang lurah. Kelima kecamatan di Surakarta adalah:
Kecamatan Pasar Kliwon (57110): 9 kelurahan
Kecamatan Jebres (57120): 11 kelurahan
Kecamatan Banjarsari (57130): 13 kelurahan
Kecamatan Lawiyan (disebut juga Laweyan, 57140): 11 keluarhan
Kecamatan Serengan (57150): 7 kelurahan
Kota satelitSurakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Solo Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi satu sama lain. Kawasan Solo Raya ini unik karena dengan luas kota Surakarta sendiri yang hanya 44 km persegi dan dikelilingi kota-kota penyangganya yang masing-masing luasnya kurang lebih setengah dari luas kota Surakarta dan berbatasan langsung membentuk satu kesatuan kawasan kota besar yang terpusat. Solo baru selain sebagai salah satu kota satelit dari Kota Surakarta juga merupakan kawasan pemukiman bagi para pekerja atau pelaku kegiatan ekonomi di kawasan Kota Surakarta. Di Solo Baru banyak terdapat perumahan sedang dan mewah, maka dari itu Solo Baru juga merupakan kawasan pemukiman elit. Di Solo Baru juga terdapat pasar swalayan Carrefour. Pandawa waterboom yang merupakan waterboom terbesar di Jawa Tengah dan Yogyakarta terdapat di kawasan ini. Meskipun termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukoharjo tetapi secara ekonomi dan politis Solo Baru lebih dekat ke Kota Surakarta, karena letak wilayah kotanya yang langsung berbatasan dengan Kota Surakarta, bahkan pernah ada wacana tentang penggabungan wilayah wilayah kota satelit di sekitar Surakarta termasuk Solo Baru untuk dimasukkan ke dalam wilayahnya. Luas wilayah Kota Surakarta beserta wilayah-wilayah kota penyangganya saat ini sekitar 150 km² dengan jumlah penduduknya sekitar 1 juta jiwa. PemerintahanSurakarta terletak di provinsi Jawa Tengah. Sebelum bergabung dengan Indonesia, Surakarta diperintah oleh sultan. Semasa dikuasai oleh Belanda, Surakarta dikenal sebagai sebuah Vorstenland atau kerajaan. Penguasa keraton Surakarta saat ini bergelar Pakubuwono XIII, yang saat ini masih diperebutkan antara Pangeran Tedjowulan dan Pangeran Hangabehi. Selain keraton Surakarta, terdapat pula keraton Mangkunegaran yang diperintah oleh Mangkunegara IX. Kedua raja ini tidak memiliki kekuasaan politik di Surakarta.

Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran.

Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan Penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.