Minggu, 22 Januari 2012

Tahun Baru Imlek

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa Tionghoa: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥 元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun".

Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2009 masehi "Tahun Tionghoa" dapat japada tahun 4707, 4706, atau 4646.

Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.
14 November 1740. Ribuan orang keturunan Tionghoa dibunuh di Batavia oleh Belanda. Tanpa ampun, tubuh mereka di lempar ke sungai di utara Jakarta sehingga menjadi merah darah. Itulah sungai yang sekarang dikenal dengan Kali Angke (Angke=Merah). Setelah itu, mereka tiarap dan bersikap apolitis hampir dua abad lamanya.

1955-1965. Orde lama di bawah Soekarno memberi ruang terhadap warga
keturunan Tionghoa. Lewat poros Jakarta-Peking, nyaris Indonesia tiada sekat
dengan negara tirai bambu tersebut. Suntikkan dana dan hibah dari Cina
pun mengalir. Salah satunya bantuan ribuan mata cangkul hasil lobi
DN Aidit. Pada era ini, juga tidak sedikit keturunan Tionghoa yang menjadi menteri.

1965-1997. Setelah runtuhnya rezim Orde Lama, ribuan orang keturunan Tionghoa
kembali terlunta-lunta. Tidak sedikit yang dibunuh. Saat Soeharto berkuasa ini,
keturunan Tionghoa hanya diberi ruang di sektor bisnis perdagangan. Tapi tetap bersikap apolitis. Meski populasinya sedikit, tetapi menguasai hampir seluruh sektor perekonomian.

1998. Jelang reformasi, ratusan perempuan keturunan ini diisukan diperkosa dan tidak
sedikit yang jadi korban akibat kekerasan yang meluas di sejumlah kota. Pertokoan yang diidentikkan dengan etnis tersebut mengalami penjarahan. Belum jelas hingga kini siapa pelakunya. Semua masih penuh misteri.

2000. Era Presiden Abdurrahman Wahid, tahun baru penanggalan Cina di jadi iklan sebagai hari libur nasional. Simbol kecinaan pun bebas beredar, seperti tari barongsai dan upacara di Klenteng.

2008. Imlek masih bisa menghirup udara libur nasional. Meski hanya meriah
di kalangan keturunan Tionghoa semata, gaung sketsa perubahan peradaban itu
terus menggema. Imlek, atau sebutan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa ini mungkin sudah tak asing lagi di Indonesia. Pasalnya tahun baru China ini pun kerap dijadikan hari libur nasional semenjak pemerintahan Presiden Gusdur . Nah yang menariknya lagi tradisi imlek ini sangat kental dan sangat terasa meskipun suasananya di Indonesia.

Sekedar informasi saja, jika kita tengok di kawasan jakarta contohnya mall-mall di jakarta seolah berubah warna dengan nuansa merah. Banyak sekali berbagai macam perlengkapan yang di jual untuk memeperingati imlek ini. Sayangnya saya tidak membeli satu pun hanya sekedar meilhat- lihat kemeriahan imlek yang tersebar di sejumlah pusat-pusat perbelanjaa di Ibu Kota.
Kue keranjang merupakan salah satu tradisi tahun baru China, kita mengenalnya dodol China. Di jakarta sendiri masyarakat Tionghoa cukup banyak jadi, dipastikan jika hari imlek tiba biasanya makanan ini slalu dibagikan bukan hanya sesama masyarakat Tionghoa saja namun penduduk setempat pun dapat kebagian makanan tersebut.

Tradisi imlek erat kaitannya dengan budaya memberikan Angpao, dengan memberikan angpao masyarakat Tionghoa percaya bahwa akan menambah rezeki yang lebih banyak lagi. Pemberian angpao biasanya dberikan pada orang dewasa kepada anak kecil. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian angpao ini biasanya berisi uang kertas bukan uang logam.
Bagi masyarakat Tionghoa percaya bahwa warna merah merupakan salah satu warna yang ditakuti nian. Jika kita baca dari mitodologi Tionghoa nian merupakan makhluk hidup buas yang hidup dilaut dan pada hari tahun baru tiba makhluk itu keluar untuk mengganggu manusia terutama anak-anak.

Imlek pun sangat identik dengan hujan, bagi masyarakat kita hujan malah membuat malas beraktifitas namun berbeda untuk masyarakat Tionghoa dikala Imlek, hujan sepanjang perayaan imlek pun dikaitkan sebagai sumber rezeki, dengan turunya hujan maka banyak rezeki yang berdatangan di muka bumi.

Sehari sebelum menjelang Imlek biasanya orang Tionghoa menyapu rumah hingga bersih, hal tersebut dimaksudkan agar membuang semua kesialan. Namun ada juga beberapa benda yang perlu dihindari yakni sikat dan sapu. Nah khusus di hari imlek kegiatan menyapu/ membersihkan rumah dilarang dilakukan karena dipercaya akan menyapu semua keberuntungan yang berdatangan.

Tahun baru China/ Imlek mungkin bisa menjadi moment spesial untuk kita semua dalam saling bersilaturahmi. Biasanya di moment ini banyak sanak saudara dan juga kerabat yang saling berkunjung layaknya seperti lebaran idul fitri dan perayaan natal. Trelepas dari semua itu tradisi imlek pun di Indonesia sudah hampir sama seperti budaya Indonesia yang selalu diperingati setiap tahunnya.
Dalam hitungan jam, seluruh rakyat Republik Rakyat China dan keturunan di seluruh dunia akan merayakan Tahun Baru Imlek. Di Indonesia, dan juga di negara lainnya, Tahun Baru Imlek, yang menandai awal musim semi, erat kaitannya dengan ang pao.
Secara harafiah, ang pao berarti amplop yang berwarna merah. Ang pao telah menjadi salah satu simbol Tahun Baru Imlek. Pada hari raya ini, ada tradisi bahwa seseorang yang telah menikah memberikan ang pao yang berisi uang kepada orang yang lebih muda dan belum menikah. Soal jumlah, hal ini tergantung pada kemampuan dan kerelaan dari sang pemberi.
Menurutnya, tradisi memberi ang pao telah berlangsung sejak lama. Tradisi ini diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya tanpa putus. Tradisi Tionghoa juga mengenal pemberian ang pao yang diberikan tujuh hari menjelang Imlek. Budi menyebut hal ini sebagai Hari Persaudaraan.

Tradisi Imlek Pemberian ang pao bukan satu-satunya tradisi yang dilakukan ketika Imlek. Tradisi lainnya yang menonjol adalah sembahyang leluhur. Sebelum Imlek, para warga Tionghoa umumnya turut bahu-membahu membersihkan makam para leluhurnya. Tak hanya itu, pada hari pertama Imlek, para warga Tionghoa melakukan sembahyang untuk para leluhur.

Pada ritual sembahyang, mereka menyajikan makanan, minuman, dan buah di altar almarhum dan almarhumah. Budi mengatakan, sembahyang leluhur bukanlah tradisi tanpa makna. "Ini menunjukkan bakti kepada orangtua, yang tidak hanya merawat dan menjaganya hingga meninggal, tetapi juga setelah meninggal. Ini mengingatkan bahwa kita berada di dunia ini tidak semata-mata karena Tuhan, tetapi juga orangtua. Terkait tradisi santap kue lapis, jeruk, kue keranjang, ikan bandeng, tokoh Konghucu ini menilai hal ini tak lain hasil interaksi budaya China dengan masyarakat lokal. Kue keranjang atau nian gao disebut-sebut berkaitan dengan harapan agar rezeki selama satu tahun mendatang manis.

Selain itu, atraksi barongsai juga turut menyemarakkan Imlek. Budi mengatakan, atraksi barongsai terinspirasi dari Kilin, makhluk suci bagi umat Konghucu. Rupanya menyerupai naga, memiliki kulit bersisik, dan bertanduk satu. Kilin muncul ketika Nabi Konghucu lahir dan wafat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar