Konflik organisasi secara umum ada dua macam. Pertama konflik eksternal, yakni bekaitan dengan hubungan organisasi dan lingkunganya. Kedua adalah konflik internal, yakni permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam organisasi. Beberapa ahli organisasi berpendapat bahwa konflik internal meliputi konflik yang terjadi di dalam diri individu, konflik antar individu yang dipimpin, konflik antara individu yang dipimpin dan organisasi, konflik antara pemimpin dan yang dipimpin, serta konflik antara pemimpin dengan organisasi (Winardi, 2007). Porsi terbesar yang dapat memicu potensi rapuhnya organisasi adalah konflik yang melibatkan pimpinan di dalamnya. Ini adalah sesuatu yang lumrah mengingat pemimpin adalah tonggak ujung organisasi. Pemimpin yang mempunyai tanggung jawab menjaga keluwesan organisasi dalam menghadapi konflik. Pandangan ahli organisasi pada zaman dulu menganggap bahwa konflik adalah ancaman yang mengandung resiko. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, manajemen konflik menjadi wacana baru. Salah satu contoh riil berkaitan dengan konflik internal adalah konflik antar golongan yang menimpa umat muslim akhir-akhir ini. Konflik merupakan dampak dari kepentingan, baik kepentingan individu yang dipimpin maupun pemimpin. Disadari atau tidak, ketika bergabung dalam sebuah organisasi, setiap individu mempunyai kepentingan tertentu yang ingin dicapai pada saat bergabung dengan organisasi. Disamping bahwa ada kepentingan organisasi, yakni visi, yang harus sejalan dan selaras dengan pemikiran individu yang bergabung dengan organisasi. Kepentingan merupakan salah satu faktor dominan yang menjadi akar pemicu konflik. Misalnya dalam sebuah organisasi kampus, setiap individu yang bergabung mempunyai angan-angan tertentu yang ingin diraihnya. Dan ketika angan-angan dan harapan tersebut perlahan-lahan hilang, maka individu yang bersangkutan akan surut semangatnya di organisasi itu. Konflik juga bersinggungan dengan peran. Peran yang dijalani setiap individu (baik pemimpin maupun yang dipimpin) bisa saja bertentangan dengan keinginan pribadi yang bersangkutan. Contoh - contoh konflik
; * Konflik Vietnam berubah menjadi perang.
* Konflik Timur Tengah merupakan contoh konflik yang tidak terkontrol, sehingga timbul kekerasan. hal ini dapat dilihat dalam konflik Israel dan Palestina.
* Konflik Katolik-Protestan di Irlandia Utara memberikan contoh konflik bersejarah lainnya.
* Banyak konflik yang terjadi karena perbedaan ras dan etnis. Ini termasuk konflik Bosnia-Kroasia (lihat Kosovo), konflik di Rwanda, dan konflik di Kazakhstan.
Faktor – faktor Penyebab Konflik
- Perbedaan Antarindividu
Yang dimaksud adalah setiap manusia memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh : Si A merasa demi suasana belajar kondusif kondisi di kelas haruslah tenang sementara Si B berpendapat belajar sambil bernyanyi adalah sesuatu yang menyenangkan dan membantu, hal seperti itu akan menimbulkan rasa amarah dan berlanjut ke kebencian dan akhirnya akan timbul rasa untuk saling menghancurkan.
- Perbedaan Kebudayaan
Yang dimaksud adalah kepribadian seseorang sedikit banyak dibentuk oleh kelompoknya. Sebagai contoh seorang anak yang di besarkan di daerah yang menjunjung tinggi rasa kesopanan ketika bertemu dan berbincang dengan orang lain. Dan sebaliknya seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan masyarakat yang tidak memperdulikan dan menjunjung nilai kesopanan ketika bertemu orang lain cenderung lebih mengabaikannya .
- Perbedaan Kepentingan
Yang dimaksud adalah perbedaan antarindividu maupun kelompok merupakan faktor lain penyebab konflik atau pertentangan. Sebagai contoh hubungan antara pemerintah daerah ( PEMDA ) dan pengusaha tertentu. Pejabat PEMDA memanfaatkan hal tersebut digunakan sebagai untuk menambah kekeyann sendiri sedangkan si pengusaha menganggap hubungan tersebut sebagai proyek yang dapat menguntungkan dirinya.
- Perubahan Sosial
Yang dimaksud adalah sekelompok manusia yang terus berubah seiring dengan perkembangan kebutuhan dan pengetahuannya. Sebagai contoh konflik antar kaum muda dengan kaum tua, biasanya kaum muda cenderung ingin merombak pola perilaku atau tradisi masyarakatnya, sedangkan kaum tua tetap ingin mempertahankan pola perilaku dan tradisi leluhurnya.
Dampak Akibat dari Konflik
- Dampak Positif
1. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas / masih belum tuntas di telaah
2. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok
3. Menjadi jalan untuk mengurangi ketegangan antarindividu dan kelompok
4. Mengurangi / menekan pertentangan yang terjadi di dalam lingkungan sendiri
5. Menghidupkan kembali norma – norma lama dan menciptakan norma – norma baru
6. Sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan – kekuatan dalam masyarakat
- Dampak Negatif
1. Mengakibatkan keretakan hubungan antara anggota – anggota kelompok
2. Mengakibatkan perubahan kepribadian para individu
3. Mengakibatkan kerusakan harta benda dan nyawa manusia
4. Menimbulkan dominasi, atau penaklukan oleh salah satu pihak .
Cara Pengendalian konflik
- Konsiliasi
Yang dimaksud adalah konflik diselesaikan dengan cara melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan berdiskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak – pihak yang bertikai. Contohnya melalui lembaga perwakilan rakyat.
- Mediasi
Yang dimaksud adalah konflik diselesaikan dengan cara pihak pertama dan pihak kedua sepakat menunjuk pihak ketiga sebagai mediator
- Arbitrasi
Yang dimaksud adalah pihak pertama dan pihak kedua sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan – keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik. ( http://markusadiwiarso.wordpress.com/2011/09/23/konsep-dasar-konflik-organisasi/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar