MALUKU
Dalam tulisan saya kali ini saya akan menceritakan tentang pulau tercinta saya MALUKU . Maluku adalah ibukota Ambon yang memiliki sejuta pemandangan yang sangat indah serta kekayaan Alam yang sangat luar biasa. Kota Ambon adalah kota yang sangat begitu indah , kota Ambon terdiri dari beberapa pulau – pulau kecil yang tersebar tapi Ambon adalah kota yang sangat indah. Kota Ambon memiliki tempat – tempat wisata yang sangat unik , bagus dan elok pemandangannya .
Meskipun saya memiliki darah Ambon dan Manado tapi saya tetap bangga dengan kota saya tercinta. Banyak kenangan manis di Kota Amnbon yang saya miliki sampai detik ini juga. Tempat – tempat wisata yang sangat menarik di Ambon benar – benar perfect , tempat – tempat wisata kebanyakan di daerah Maluku Tengah contoh :
1. Kolam pemandian air panas di Tulehu
2. Morea ( tempat penangkaran belut dan ikan )
3. Pantai
Ada satu lagi tempat wisata Provinsi Maluku yang sangat elok , perfect pemandangannya adalah : Pintu kota Ambon yang di buat syuting iklan produk minuman itu sangat – sangat perfect pemandangannya , deburan ombak yang sangat menyejukkan hati meskipun sering terjadi ombak pasang di situ tetapi para turis Mancanegara senang berfoto – foto ria di Pintu Kota Ambon . Saya sangat senang & gembira melihat Kota saya tercinta ini .
Kota Ambon juga memiliki sejuta makanan dan minuman yang sangat lezat. Makanan yang paling terkenal dari Maluku namanya Papeda . Bukan hanya di Papua saja yang ada Papeda Maluku juga ada , makanan ini di buat dari tepung sagu lalu diolah yang nantinya akan menjadi sebuah makanan yang paling sedap di santap dengan kuah ikan kuning pedas dan panas. Papeda paling enak di makan pada saat musim dingin atau musim hujan . Ada lagi makanan dari kota Ambon yang sangat enak untuk di jadikan teman minum teh atau kopi :
1. Roti kering kacang
2. Bagea Kenari
3. Sagu kering
Dan masih banyak lagi. Di Ambon ada Rujak yang paling enak namanya Rujak Natsepa sama dengan rujak di jakarta pada umumnya namun rujak ini memiliki kelebihan tersendiri dari bumbu – bumbunya dan buah – buahnya , kalau di Ambon ada buah lobi – lobi (buah ini seperti stroberi) di sana tidak ada bengkuang jadi di ganti dengan ubi merah . Rujak Natsepa paling mantap pedasnya dan paling enak di Kota Ambon , memiliki cita rasa yang sangat lain . Banyak penjual – penjual rujak di dekat pantai Natsepa yang sangat menarik hati para pembelinya khususnya Para turis Mancanegara sertA para pendatang .
Ambon terkenal dengan lagu – lagunya yang sangat melow , indah dan sangat enak untuk di bawa dansa dengan kekasih serta menari bersama . Masyarakat Maluku sangat suka dengan menari asal ada musik yang mantap pasti kaki , kepala , badan dan seluruh anghota tubuh tidak akan diam pasti maunya bergoyang . Maluku juga memiliki tari – tarian yang sangat eksotis :
1. Tarian cakalele
2. Tarian Lenso ( ini biasanya di bawa oleh para kaum wanita , biasanya sering ada pada acara – acara Besar atau Tamu datang ke Maluku)
3. Tarian Katreji ( Tarian ini biasanya di bawa pada acara pesta perkawainan atau acara ulang tahun kota Maluku)
Maluku adalah provinsi yang sangat indah dalam arti kekayaan alam yang luas , lautnya yang biru , serta pasir pantai yang putih. Saya tidak akan pernah melupakan Maluku sebagai Provinsi yang sangat elok dan menawan.
Der Herr Jesus immer segnen, lieben und offenen Armen seiner Liebe für alle Menschen, die seine Sünden zu beichten wollen und wollen Teil des Herrn Jesus zu bleiben, obwohl viele Versuchungen und Hindernisse, die neghalangi aber immer noch in meinem Herzen Herrn Jesus.
Senin, 03 Oktober 2011
Rabu, 25 Mei 2011
Jelaskan nilai - nilai pada karya sastra ?
Dalam sebuah karya sastra pasti terkandung nilai-nilai kehidupan yang berlaku pada masyarakat di mana karya sastra tersebut diciptakan. Nilai-nilai tersebut menggambarkan norma, tradisi, aturan, dan kepercayaan yang dianut/dilakukan pada suatu masyarakat. Nilai-nilai tersebut antara lain :Nilai moral ,Nilai sosial, Nilai budaya/tradisi , Nilai religi/agama .Nilai moral : Nilai yang berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti (baik dan buruk).Misalnya :Berbakti kepada orang tua,Jujur,Sabar Ikhlas, dll. Nilai sosial : Nilai-nilai yang terkait dengan norma/aturan dalam kehidupan bermasyarakat dan berhubungan dengan orang lain Contoh :Saling memberi Tenggang rasa , Saling menghormati pendapat orang lain. Nilai Budaya / tradisi : Nilai-nilai yang terkait dengan kebiasaan/ tradisi yang berlaku dalam masyarakat.
Contoh : Adat istiadat , perkawinan, kematian, dll.Cara berpakaian , Kesenian , Upacara adat, dll. Nilai Religi/Agama : Nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan beragama.
Contoh : Cara beribadah kepada Tuhan , Sistem kepercayaan/agama, dll.
Contoh : Adat istiadat , perkawinan, kematian, dll.Cara berpakaian , Kesenian , Upacara adat, dll. Nilai Religi/Agama : Nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan beragama.
Contoh : Cara beribadah kepada Tuhan , Sistem kepercayaan/agama, dll.
Arti Kehidupan
Kehidupan memang serba misteri.Sehingga tak banyak orang yang tahu tentang arti sebuah kehidupan. Hidup adalah sebuah sandiwara yang mana kita adalah hanya sebuah wayang yang digerakkan oleh sang dalang, terserah dalang mau memerankan kita seperti apa.Hidup itu sebuah skenario yang telah ditakdirkan buat kita.sejak kita lahir dari alam rahim ke alam dunia ini. kita bisa hidup karena ada yang menggerakkan, karena ada pinjaman dan titipan segala sifat dan perbuatan sang maha hidup.tanpa dia kita tidak berdaya sedikitpun.Hidup memang untuk sebuah kematian.kematian yang membawa kita pada kekekalan.kematian yang membuat kita tahu untuk apa kita hidup.Renungkanlah mudah-mudahan dengan perenungan dan niat yang tulus dapat membawa kebaikan. Masing-masing orang memiliki tujuan hidup sendiri-sendiri yang menjadi cita-citanya, dan untuk menggapai tujuan itu berbagai cara dilakukan untuk mewujudkannya.Makna kehidupan tidak berangkat dari sebuah mimpi atau hasil imajinasi, tetapi dari problem-problem nyata, pengalaman yang secara nyata dihadapinya sendiri dan oleh seluruh umat manusia. Kenyataan-kenyataan itu dicerna dan ditemukan jawabannya, Visi dasar yang dibangun dari pencarian ini adalah menemukan makna terdalam dari kehidupan itu sendiri, dimana sebenarnya kenyataan-kenyatan itu tidak saling terpisah dan berdiri sendiri, Kenyataan-kenyataan itu, kendatipun memiliki keunikannya masing-masing, sebenarnya memiliki satu kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan.Kenyataan-kenyataan itu menjulur bagai akar serabut dari satu pohon yang sama, menemukan mana sumber akar-akar itu berasal, kenyataan-kenyataan itu menyembul ke permukaan pengalaman, oleh karena itu anda harus terlibat dan melibatkan diri agar menyatu di dalam kenyataan-kenyataan itu, menyatu dengan kenyataan hidup berarti sadar bahwa kenyataan-kenyataan itu menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.Dengan demikian kenyataan hidup yang dicerna sedemikian mendalamnya, menunjukkan bahwa manusia sejatinya bukanlah pribadi yang harus melarikan diri dari kenyataan, melainkan justru terlibat di dalamnya secara mendalam, Dalam keterlibatan yang mendalam dengan kenyataan-kenyataan itulah, menuntut anda untuk tidak hanya merasa, tetapi juga berpikir, membongkar, merancang dan mencipta serta menemukan apa yang sesungguhnya menjadi makna dan dasar kehidupan manusia.Kehidupan manusia sebagai sebuah pencarian tanpa henti, Pencarian yang diupayakan secara terus-menerus, melibatkan seluruh kemampuan anda sebagai manusia, dengan segenap jiwa dan raga, akal dan perasaan, Pencarian mengandalkan adanya perjuangan, karena makna atau arti kehidupan itu, tidak dijumpai, tanpa diusahakan dan diperjuangkan, walaupun apa yang dicari sesungguhnya ada dalam pengalaman hidup anda setiap hari.Kehidupan itu bersifat tinggi, jauh dan luas, dengan demikian ia mesti dikejar dan dijumpai, tapi serentak itu pula ia dekat, intim dan menyatu dengan manusia, sehingga kehadirannya tidak disadari, manusia dituntut untuk membuka kerudung bercadar yang menyelubunginya, artinya setiap kenyataan yang dialami manusia dihadapi dengan sungguh, dibedah dan dimaknai, hingga akhirnya menemukan eksistensi anda sebagai manusia.Eksistensi yang diyakini dan dipahami bukanlah suatu struktur definitif dan apriori sebagai mana dipahami oleh orang-orang yang pasrah pada nasib, manusia bebas merefleksikan situasi yang ada sekarang dari sudut padang sejarah dan menyadari sebagai pelaku sejarah yang mempunyai dimensi sosial dan spiritual, menyadari diri sebagai pelaku sejarah berarti manusia sepenuhnya terlibat dalam sejarah itu sendiri.
Cinta Hikmah Menikmati Hujanan (Hikmah) Kehidupan
Jika cinta, pada semua jenisnya, adalah kesadaran, adalah perasaan, adalah tindakan, maka cinta pada akhirnya adalah kemampuan yang terintegrasi dalam seluruh aspek kepribadian kita.
Kemampuan seseorang untuk mencintai adalah gambaran paling utuh dari seluruh kapasitas kepribadiannya. Hanya orang-orang dengan kepribadian kuat dan kapasitas besar yang mampu mencintai. Orang-orang lemah, yang setiap saat bisa kita saksikan di sekitar kita, tidak akan pernah mencintai. Bahkan untuk mencintai diri mereka sekalipun. Takdir mereka adalah menantikan cinta dan kasih sayang orang-orang kuat.
Orang-orang kuat mencintai dengan segenap kesadarannya. Maka mereka terus-menerus memproduksi kebajikan demi kebajikan. Sementara orang-orang lemah bahkan tidak memiliki kesadaran untuk mencintai. Maka mereka terus-menerus mengkonsumsi kebajikan orang-orang kuat. Itu sebabnya orang-orang kuat dalam masyarakat selalu merupakan faktor kohesi yang merekatkan masyarakat.
Mereka merekatkan masyarakat dengan cinta dan kebajikan mereka. Makna inilah yang ditebarkan oleh Rasulullah saw begitu beliau tiba di Madinah dan memulai kerja membangun negara baru itu: “Wahai sekalian manusia, tebarkan salam, berikan makan, bangun sholat malam saat orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan penuh damai”.
Ini merupakan penjelasan bagi keterangan selanjutnya. Bahwa untuk bisa mencintai, bahwa untuk menjadi pencinta sejati, kita harus mengembangkan kapasitas dan kepribadian kita. Cinta adalah pelajaran tentang bagaimana mengubah kepribadian kita untuk menjadi lebih baik secara berkesinambungan, pelajaran tentang bagaimana menjadi manusia yang produktif untuk bisa memberi, pelajaran tentang bagaimana menjadi orang kuat yang penyayang, pelajaran tentang bagaimana melimpahruahkan kebajikan abadi bagi penumbuhan kehidupan orang-orang di sekitar kita yang kadang berujung tanpa sedikitpun rasa terima kasih, atau bahkan penolakan.
Ini bukan pelajaran tentang teknik atau keterampilan mencintai seperti ketika belajar tentang tehnik berkomunikasi dengan orang lain, atau bagaimana merebut hati seseorang untuk suatu hubungan cinta asmara. Bukan. Sama sekali bukan tentang itu.
Ini adalah pelajaran tentang bagaimana membangun kembali dasar-dasar kepribadian yang kokoh dan tangguh, yang memungkinkan kita mencintai secara sadar, bertanggungjawab dan bertindak produktif untuk membuktikan cinta itu dalam kenyataan. Dan dengan begitu cinta bukan saja berefek pada perbaikan berkesinambungan terhadap hubungan-hubungan kemanusiaan kita, tapi juga terutama pada perbaikan kehidupan kita seluruhnya secara berkesinambungan.
Dan ini mungkin dan terbuka. Semua kita bisa mempelajarinya. Alasannya sangat sederhana. Rasulullah saw bersabda: “Ilmu diperoleh dengan belajar. Kesabaran diperoleh dengan belajar menjadi sabar. Kesantunan diperoleh dengan belajar menjadi santun.”
Ini menjelaskan bahwa di samping karakter-karakter bawaan yang melekat dalam diri kita sebagai warisan genetik, semua karakter lain bisa kita peroleh dengan mempelajari dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kita.
Begitu juga cinta. Begitu juga cinta. Semua kita bisa mencintai. Semua kita mungkin menjadi pencinta sejati. Asal kita mau belajar bagaimana mencintai.
Kemampuan seseorang untuk mencintai adalah gambaran paling utuh dari seluruh kapasitas kepribadiannya. Hanya orang-orang dengan kepribadian kuat dan kapasitas besar yang mampu mencintai. Orang-orang lemah, yang setiap saat bisa kita saksikan di sekitar kita, tidak akan pernah mencintai. Bahkan untuk mencintai diri mereka sekalipun. Takdir mereka adalah menantikan cinta dan kasih sayang orang-orang kuat.
Orang-orang kuat mencintai dengan segenap kesadarannya. Maka mereka terus-menerus memproduksi kebajikan demi kebajikan. Sementara orang-orang lemah bahkan tidak memiliki kesadaran untuk mencintai. Maka mereka terus-menerus mengkonsumsi kebajikan orang-orang kuat. Itu sebabnya orang-orang kuat dalam masyarakat selalu merupakan faktor kohesi yang merekatkan masyarakat.
Mereka merekatkan masyarakat dengan cinta dan kebajikan mereka. Makna inilah yang ditebarkan oleh Rasulullah saw begitu beliau tiba di Madinah dan memulai kerja membangun negara baru itu: “Wahai sekalian manusia, tebarkan salam, berikan makan, bangun sholat malam saat orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan penuh damai”.
Ini merupakan penjelasan bagi keterangan selanjutnya. Bahwa untuk bisa mencintai, bahwa untuk menjadi pencinta sejati, kita harus mengembangkan kapasitas dan kepribadian kita. Cinta adalah pelajaran tentang bagaimana mengubah kepribadian kita untuk menjadi lebih baik secara berkesinambungan, pelajaran tentang bagaimana menjadi manusia yang produktif untuk bisa memberi, pelajaran tentang bagaimana menjadi orang kuat yang penyayang, pelajaran tentang bagaimana melimpahruahkan kebajikan abadi bagi penumbuhan kehidupan orang-orang di sekitar kita yang kadang berujung tanpa sedikitpun rasa terima kasih, atau bahkan penolakan.
Ini bukan pelajaran tentang teknik atau keterampilan mencintai seperti ketika belajar tentang tehnik berkomunikasi dengan orang lain, atau bagaimana merebut hati seseorang untuk suatu hubungan cinta asmara. Bukan. Sama sekali bukan tentang itu.
Ini adalah pelajaran tentang bagaimana membangun kembali dasar-dasar kepribadian yang kokoh dan tangguh, yang memungkinkan kita mencintai secara sadar, bertanggungjawab dan bertindak produktif untuk membuktikan cinta itu dalam kenyataan. Dan dengan begitu cinta bukan saja berefek pada perbaikan berkesinambungan terhadap hubungan-hubungan kemanusiaan kita, tapi juga terutama pada perbaikan kehidupan kita seluruhnya secara berkesinambungan.
Dan ini mungkin dan terbuka. Semua kita bisa mempelajarinya. Alasannya sangat sederhana. Rasulullah saw bersabda: “Ilmu diperoleh dengan belajar. Kesabaran diperoleh dengan belajar menjadi sabar. Kesantunan diperoleh dengan belajar menjadi santun.”
Ini menjelaskan bahwa di samping karakter-karakter bawaan yang melekat dalam diri kita sebagai warisan genetik, semua karakter lain bisa kita peroleh dengan mempelajari dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kita.
Begitu juga cinta. Begitu juga cinta. Semua kita bisa mencintai. Semua kita mungkin menjadi pencinta sejati. Asal kita mau belajar bagaimana mencintai.
Jelaskan hikmah cinta dalam kehidupan manusia?
Tuhan menciptakan manusia berlawan jenis laki - laki dan Wanita , untuk saling mengisi dan timbul rasa sayang antara satu dengan yang lain . Dalam kehidupan manusia ada pahit , manis dan asam kehidupan ini . Begitu juga dengan cinta dalam kehidupan manusia, cinta adalah sebuah proses dimana laki - laki dan wanita memiliki rasa sayang kepada lawan jenisnya , sehinnga nantinya akan tumbuh benih - benih cinta . Cinta dalam kehidupan manusia sering mengalami permasalahn yang sangat rumit sehingga membuat sepasang kekasih tadi terputus untuk menjalin sebuah hubungan yang sangat abadi karena kurangnya rasa kepercayaan antara satu dengan yang lain . Hikmah cinta dalam kehidupan manusia sering diartikan bahwa dalam menjalin sebuah hubungan harus dilandaskan dengan rasa cinta , kepercayaan , serta rasa sayang antara satu denga yg lain . Saya ingin menjelaskan bahwa hikmah cinta dalam kehidupan manusia baik itu : berbangsa , bermasyarakat dan bernegara adalah kita saling bergotong royong dalam membangun kehidupan manusia yang abadi , saling menghargai serta saling menyayangi antar satu dengan yang lain sebagai ikatan persaudaraan ( berdasarkan asas persatuan dan kesatuan ) . Namun hikmah cinta sering disalahgunakan di dalam kehidupan manusia : timbul rasa iri dan dengki , perkelahian , serta nantinya akan menjadi misuh . Hal ini sering sekali saya jumpai di dalam kehidupan bermasyarakat saya sehari - hari . Berarti perbuatan - perbuatan tadi tidak di laksanakan dengan hikmah cinta...
Saya berharap di kalangan mahasiswa , ataupun kita sebagai bangsa Indonesia memiliki rasa cinta terhadap sesama kita yang saling membutuhkan sehingga nantinya kita akan menjadi sebuah saudara yang rukun dan saling menyayangi antara satu dengan yang lain .
Saya berharap di kalangan mahasiswa , ataupun kita sebagai bangsa Indonesia memiliki rasa cinta terhadap sesama kita yang saling membutuhkan sehingga nantinya kita akan menjadi sebuah saudara yang rukun dan saling menyayangi antara satu dengan yang lain .
Kamis, 12 Mei 2011
Mengapa manusia menciptakan keindahan ?
Kata keindahan berasal dan kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, wama, dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu timan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasamya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Keindahan juga bersifat universal. artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentukitu keindahan dapat berkomunikasi, Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”, Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalarn bahasa Perancis “beau”, sedang ltalia dan spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum Menurut cakupannya orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan.
Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu timan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasamya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Keindahan juga bersifat universal. artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentukitu keindahan dapat berkomunikasi, Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis besar estetika”, Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalarn bahasa Perancis “beau”, sedang ltalia dan spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum Menurut cakupannya orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan.
Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Rabu, 06 April 2011
Asal Usul Kota Banyuwangi
Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.
“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.
“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.
Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.
Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya.
Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.
“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.
Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.
“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.
“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.
Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.
Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya.
Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.
“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.
Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.
Langganan:
Postingan (Atom)