Rabu, 02 Januari 2013

PERAYAAN IDUL FITRI DI SELURUH DUNIA


Setiap  Negara memiliki ciri khas masing-masing dalam merayakan Lebaran. Perayaan Idul Fitri di Indonesia, misalnya, tak bisa lepas dari mudik, tunjangan hari raya, ketupat, dan opor ayam. Bagaimana dengan negara lainnya?
Festival Gula atau Seker Bayra mmerupakan nama untuk Idul Fitri bagi orang Turki. Kemungkinan sebutan ini muncul karena tradisi mereka saling mengantarkan manisan di hari raya Idul Fitri. Seperti tradisi sungkem di Indonesia, anak-anak di sana juga bersalaman dansungkem kepada orangtua. Kemudian orangtua membalas dengan ciuman di kedua pipi sebagai simbol kasih sayang. Setelah itu, anak-anak pun mendapatkan hadiah berupa koin uang, permen, atau manisan. 

Sementara itu, di Uni Emirat Arab, lelaki menggunakan thoub atau baju tradisional berupa jubah panjang berwarna putih lengkap dengan selendang ogal. Adapun perempuannya melukiskan henna di tangan mereka. Aneka hadiah dibagikan. Orang dewasa memberikan hadiah kepada sesamanya. Seperti di Indonesia, anak-anak mendapatkan uang dari orang yang lebih dewasa. 

Di Iran, Idul Fitri disebut sebagai Eyde Fetr. Aneka hidangan yang terbuat dari daging disajikan di hari ini. Bahan daging yang biasa dipakai adalah domba dan sapi. Sesuai tradisi, masyarakat Iran tak hanya menikmati hidangan itu sendiri, tetapi juga memberikan makanan kepada orang-orang tak mampu. 

Setiap tahun orang-orang akan berkumpul di Green Point, Cape Town, Afrika Selatan. Mereka berkumpul untuk melihat bulan di hari terakhir Ramadhan. Menjelang berbuka puasa, mereka sudah berkumpul bersama kerabat sambil asyik berbincang-bincang, menunggu munculnya bulan. Setelah azan maghribdikumandangkan, bulan yang muncul pun diumumkan. Di hari Idul Fitri, warga melaksanakan shalat Id, dilanjutkan berkunjung ke rumah keluarga. 

Bagaimana dengan negara jiran Malaysia? Tradisi merayakan Lebaran di negeri tetangga itu ternyata tak jauh berbeda dari masyarakat di Indonesia. Malah bisa dibilang sangat mirip. Sebagai hidangan khas, masyarakat Malaysia makan ketupat, lemang, lontong, dan rendang. Setelah shalat Id, mereka berziarah ke makam kerabat. Di rumah, anak-anak akan memberikan hormat kepada orangtua. Orang yang sudah dewasa dan berpenghasilan memberikan uang kepada kerabat yang lebih muda. 


Ternyata, tak hanya negara-negara dengan penduduk mayoritas memeluk Islam yang merayakan Idul Fitri dengan keunikan masing-masing. Beberapa negara mayoritas non-Muslim pun memiliki ciri khas tersendiri.
Sebagai agama terbesar kedua, di India orang-orang akan berkumpul di Jama Masjid yang terletak di New Delhi untuk melakukan shalat Id. Masjid ini menjadi pusat perayaan Idul Fitri di New Delhi, ibu kota India. Mereka juga menyiapkan hidangan khusus yang disebut dengan siwaiyaan, yakni campuran bihun manis dengan buah kering dan susu. Siwaiyaan hadir dalam beragam bentuk dan warna.


Di negara kecil Fiji pun terdapat tradisi serupa. Meskipun mayoritas penduduk Fiji bukanlah beragama Islam, mamun ada sebuah tradisi unik dalam perayaan Idul Fitri di negara ini. Di Fiji, hidangan spesial khas Idul Fitri adalah samai, mi manis yang dicampur dengan susu. Samai disajikan bersama samosas, sejenis kari ayam atau daging. Uniknya, hanya kaum pria yang datang ke masjid untuk shalat Id. Di beberapa bagian di Fiji, perempuan tidak pergi ke masjid.
Para pendatang beragama Islam di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada membawa tradisi perayaan Idul Fitri ke negara-negara tersebut. Sama seperti di Indonesia, makan bersama dilakukan setelah shalat Id. Tak terlupa baju baru untuk menyambut hari kemenangan.
Jika Anda berminat untuk berwisata di negara-negara tersebut saat Idul Fitri, jangan lupa  memesan tiket penerbangan jauh-jauh hari. Jika tidak, Anda bisa kehabisan tiket. Apalagi di negara-negara mayoritas Muslim, orang-orang akan beramai-ramai ingin pulang atau mudik ke negara masing-masing untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.


[Rendy Adrikni Sadikin/Mizan.com, Dari Berbagai 
Sumber]





Tidak ada komentar:

Posting Komentar